- Back to Home »
- Menyusui Bayi Prematur
Posted by : Unknown
Selasa, 11 Desember 2012
Menyusui Bayi Prematur
Para ibu sering menemui masalah menyusui yang sebenarnya bisa
dihindari, namun banyak tata laksana di Rumah Sakit yang justru
menyulitkan ibu dan bayinya untuk berhasil melaksanakan proses menyusui
dengan baik. Hal ini menjadi lebih sulit ketika ternyata bayi lahir
prematur, padahal bayi prematur sangat membutuhkan ASI dan perlu
menyusu lebih sering daripada bayi lahir cukup bulan. Para ibu dengan
bayi prematur ini masih mendapat bantuan dengan “teknik” yang
dikembangkan di era 1960-1970an. ASI, apalagi menyusui, bukan prioritas
utama di ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit, ruang perawatan
intensif bagi bayi baru lahir). Sayangnya meski setelah sekian lama
kami mempelajari bagaimana cara terbaik membantu ibu dan bayi dalam
proses menyusu, NICU masih belum bisa menerima cara tersebut. Bahkan
beberapa teknik baru yang diaplikasikan hanya membuat situasinya lebih
buruk.
Beberapa Mitos tentang Bayi Prematur dan Proses Menyusui
1. Bayi Prematur perlu masuk inkubator
Bayi prematur, bahkan yang sangat mungil sekalipun sebenarnya lebih
membutuhkan kontak kulit dengan ibu (atau ayahnya) daripada dimasukkan
ke dalam inkubator. Bukti-bukti menunjukkan bahwa metabolisme bayi
prematur (atau bayi berkebutuhan khusus) jauh lebih stabil ketika
menempel/kontak kulit dengan ibu. Napas bayi lebih stabil, lebih rileks
dan tenang, tekanan darahnya lebih normal, kadar gula darah serta suhu
kulit mereka pun lebih baik. Semua ini terjadi jika mereka dirawat
dengan metode Kangguru (Kangaroo Mother Care) yaitu melakukan kontak
kulit antara ibu dan bayi hampir sepanjang hari. Bahkan ibu yang
melakukan metode Kangguru ini dapat memproduksi ASI lebih banyak, ia
dapat menyusui bayinya lebih segera dan bayi akan menyusu lebih baik.
Sebuah dokumen dari WHO mendiskusikan hal ini panjang lebar dengan
berbagai referensi.
2. Semua bayi prematur perlu asupan tambahan (fortifier)
Sebenarnya sebagian besar bayi prematur tidak membutuhkan asupan
tambahan. Jika ibu sudah dapat memerah ASI, bayi dengan berat sekitar
1500 gram (bayi dengan usia kandungan 32 minggu memiliki berat di
kisaran 1500 gram, meski ada beberapa pengecualian) dapat tumbuh baik
hanya dengan ASI saja, dengan kemungkinan penambahan vitamin D atau
fosfor, barangkali.
“Kebutuhan” akan asupan tambahan seakanmenjadi semacam
ayat suci yang terukir di prasasti. Banyak (kalau tidak bisa disebut
mayoritas) NICU menerapkan kebijakan bahwa semua bayi prematur harus
tumbuh dalam tingkat dan kecepatan yang sama, seakan-akan mereka bukan
lahir lebih awal. Ada bukti-bukti kuat yang menunjukkan bahwa bayi yang
tumbuh lebih cepat (dengan tambahan asupan-editor) kelak akan memiliki
masalah seperti kadar kolesterol “jahat” lebih tinggi, tekanan darah
lebih tinggi, kekebalan terhadap insulin (yang mungkin merupakan gejala
awal dari diabetes tipe 2), dan kegemukan) dibanding dengan bayi
prematur yang mendapat ASI. Riset ini dilakukan terhadap 3 kelompok
bayi prematur yaitu: kelompok yang menyusu langsung, kelompok yang
menyusu langsung dan mendapat donor ASI, dan kelompok yang diberi
asupan ASI dengan tambahan formula. Kelompok terakhir ini memang tumbuh
lebih cepat dan lebih besar, namun ada harga yang harus dibayar mahal
di kemudian hari.
Bagaimana memberi bayi asupan tanpa tambahan? Pertama-tama,
beberapa bayi memang perlu asupan tambahan, yaitu bayi yang
sangat-sangat mungil dan bayi yang ibunya tidak dapat mengeluarkan cukup
ASI. Saat ini memang ada asupan tambahan yang dibuat dari susu manusia
(ASI), sayangnya cukup sulit diperoleh dan harganya relatif mahal.
Meskipun tidak ada alasan bahwa asupan tambahan harus dibuat dari susu
sapi. Bagaimanapun juga mayoritas bayi prematur tidak membutuhkan
asupan tambahan karena mereka mempunyai berat yang ‘cukup”.
- Banyak NICU menerapkan aturan bahwa bayi hanya dapat menerima cairan dalam jumlah tertentu dalam sehari. Biasanya ada di kisaran 150-180 ml/kg/hari,atau bahkan kurang. Jika bayi diinfus, cairan oral bahkan semakin dikurangi. Pembatasan cairan ini masuk akal ketika misalnya si bayi menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator). Terlalu banyak cairan dapat menyebabkan gagal jantung dan menutup jalur ventilatornya. Akibat dari pembatasan (asupan) cairan ditambah dengan asumsi “bayi masih harus tumbuh seakan berada di dalam rahim " menghasilkan kebutuhan untuk asupan tambahan/fortifier.
Ada yang saya pelajari ketika saya bekerja di Afrika. Salah satu
cara menghindari ‘kebutuhan’ terhadap asupan tambahan pada bayi
prematur ternyata adalah dengan memberikan mereka lebih banyak ASI
daripada yang ‘diperbolehkan’ di NICU. Benar, fisik bayi-bayi Afrika
ini tidak seperti bayi-bayi di NICU negara maju yang lebih besar,lebih
sehat dan membutuhkan lebih sedikit bantuan pernapasan untuk bertahan
hidup. Namun sebagai orang yang percaya kepada hukum "bayi harus tumbuh
seolah-olah ia masih dalam rahim" saat itu, saya (Jack Newman)
meningkatkan jumlah susu (ASI) hingga diatas 150-180 ml/kg/hari, bahkan
terkadang 300 ml/kg/hari dan bayi-bayi itu baik-baik saja dan tumbuh
dengan baik. Agar pemberian ASI tidak terlalu banyak pada setiap
waktunya, ASI diteteskan langsung ke dalam mulutnya secara
berkesinambungan, dengan cara meneteskan beberapa kali dalam satu waktu.
- Ada kemungkinan penambahan asupan selain ASI, tergantung kadar apa yang kurang dalam darah bayi. Penambahan vitamin D, fosfor, kalsium, bahkan protein manusia (albumin) dan lemak susu manusia (dari donor ASI) dimungkinkan tanpa harus menggunakan fortifier. Bisa dikatakan fortifier merupakan pengencer, mengingat menurunkan konsentrasi semua elemen (dalam ASI) yang membuat ASI khusus dan unik.
3. Bayi prematur belum dapat menempel pada payudara bila belum berusia 34 minggu (masa kandungan)
Ini sama sekali tidak benar. Selama (saya-Jack Newman) bekerja di
NICU ramah ASI, khususnya di Swedia, (saya telah melihat) bayi-bayi
prematur dapat meraih payudara ibu bahkan bayi yang lahir pada usia
kandungan 28 minggu sekalipun. Pada bayi prematur yang lahir di minggu
ke 30 pun mereka dapat melekat dan menyusu langsung dari payudara.
Beberapa bayi (baru) yang lahir di minggu 32 bahkan dapat menyusu
penuh. Menyusu penuh artinya menyusu langsung pada payudara saja, tanpa
bantuan pemberian ASI melalui botol atau selang. Penggunaan Metode
Kangguru, dan mengenalkan payudara ibu sesegera mungkin setelah bayi
lahir meningkatkan kemungkinan bayi mendapat ASI penuh. Metode ini
dapat dilakukan di mana pun
Tentu saja, setiap bayi unik dan berbeda. Beberapa bayi mungkin
membutuhkan waktu yang lebih lama, tergantung dari apakah mereka
mengalami masalah pada sistem pernafasan atau ada indikasi medis yang
lain. Namun amat disayangkan ada patokan bahwa pemberian asupan bagi
bayi prematur dilakukan melalui botol hingga bayi tersebut berusia 34
minggu (masa kandungan) baru kemudian diperkenalkan dengan payudara
ibunya.
Lihatlah artikel berikut, atau rujuklah dokter spesialis anak Anda pada artikel berikut:
Nyqvist K. The development of preterm infants’ breastfeeding behavior. Early
Human Development; 1999;55:247–264
Nyqvist K. Early attainment of breastfeeding competence in very preterm infants, Acta Pædiatrica 2008;97:776–781
Nyqvist K. The development of preterm infants’ breastfeeding behavior. Early
Human Development; 1999;55:247–264
Nyqvist K. Early attainment of breastfeeding competence in very preterm infants, Acta Pædiatrica 2008;97:776–781
4. Ibu dari bayi prematur harus menggunakan pelindung puting agar bayinya dapat melekat dengan baik dan dapat menyusu dengan baik
Ini tentu saja tidak benar. Berdasar pengalaman saya di Afrika
sebagian besar tidak (sebenarnya, kami tidak pernah) menggunakan
pelindung puting, begitu pula pengalaman bekerja di NICU di
negara-negara lain seperti Swedia. Nyqvist, dalam artikel keduanya
menceritakan pernah menangani bayi-bayi yang lahir pada usia kandungan
antara 26-31 minggu dan hanya sebagian kecil yang menggunakan perisai
puting. Hasilnya hampir semua bayi pulang dari Rumah Sakit sudah dapat
menyusu langsung dari payudara. Berbeda kondisinya dengan yang terjadi
di NICU di Amerika Utara. Hanya ada sedikit bayi tersebut yang sudah
dapat menyusu langsung dari payudara ketika mereka keluar dari Rumah
Sakit (sebelumnya paling bagus para bayi itu memperoleh ASI melalui
botol sementara ibu jarang meletakkan bayinya ke payudara).
Kunci sebenarnya adalah sabar (dan meluangkan waktu) untuk
mengajarkan bayi mengenal payudara ibu dengan baik. Hal ini memang
membutuhkan waktu yang lebih lama daripada ibu menggunakan pelindung
puting, namun manfaat jangka panjangnya sepadan. Pelindung puting
sebenarnya mengakibatkan produksi ASI berkurang, yang membuat proses
lepas dari pelindung puting menjadi sangat sulit (lihat lembar
informasi Bila Bayi Belum Bisa Melekat ke Payudara).
Cara membantu bayi prematur melekat pada payudara hampir sama dengan bayi yang cukup umur. Lihat lembar informasi Ketika Melekat
dan tontonlah video klipnya d nbci.ca. Video-video klip ini (memang)
tidak memperlihatkan bayi-bayi prematur, namun pada secara prinsip
proses pelekatannya tetap sama.
5. Bayi prematur harus (perlu) botol agar dapat belajar menghisap dengan baik
Saya tidak tahu harus berkata apa tentang ini. Mitos ini benar-benar
keliru. Bayi-bayi prematur dapat belajar menghisap secara alami, tidak
perlu diajari dengan botol. Dan ini, sekali lagi, berlaku di mana saja
di seluruh dunia. Seringnya, ibu dan bayi prematurnya disegerakan
keluar dari Rumah Sakit dengan ‘nasihat’ bahwa bayi akan pulang lebih
cepat jika bayi menggunakan botol. Ini bukan cara yang tepat untuk
menolong ibu dan bayinya. Dalam kasus manapun, bayi tidak memerlukan
botol untuk belajar menyusu. Melaksanakan Metode Kangguru dan
mengenalkan bayi kepada payudara ibunya segera dengan mengabaikan
‘patokan ajaib’ 34 minggu (masa kandungan) akan sangat membantu
menghindarkan situasi ini. Selain itu, karena proses menghisap botol
dan menghisap payudara ibu menggunakan otot-otot yang berbeda.
menghisap botol ‘mengajarkan’ bayi keahlian menghisap yang buruk
sehingga akan sangat sulit untuk mengoreksi kemampuan ini.
6. Bayi prematur lebih cepat lelah ketika melekat pada payudara
Ini diyakini merupakan mitos yang benar karena semua bayi,bukan hanya
bayi-bayi prematur saja, cenderung tertidur di payudara ketika aliran
ASI lambat, khususnya di minggu-minggu pertama. Ketika bayi diberi susu
dalam botol, karena alirannya cepat, bayi terbangun dan menghisap
dengan kuat. Kesimpulan keliru yang timbul? Bayi kelelahan di payudara
karena menyusu langsung adalah kerja keras sementara minum dengan
menggunakan botol jauh lebih mudah.
Bayi prematur sering tidak dapat melekat dengan baik, disebabkan
sebagian kita mengajarkan pelekatan yang demikian buruk. Melalui
pelekatan yang baik, menggunakan tekanan (atau kompresi) payudara, dan
jika perlu, menggunakan alat bantu menyusui pada payudara sebagai
bantuan, bayi akan memperoleh aliran ASI yang baik sehingga tidak
tertidur ketika menyusu di payudara. Tingkatkan aliran ASI, Anda akan
melihat bahwa menyusu sama sekali tidak sulit dan tidak melelahkan bagi
bayi (prematur).
7. Uji berat badan (menimbang bayi sebelum dan sesudah menyusu/menerima asupan) adalah cara yang baik untuk mengetahui seberapa banyak susu yang bayi minum
Uji berat badan menganggap bahwa kita tahu apa yang seharusnya di
dapat oleh bayi ASI. Bagaimana kita bisa tahu, sedangkan aturan bahwa
bayi berat sekian dan usia sekian harus mendapatkan x jumlah susu,
didasarkan pada bayi yang diberi susu formula dalam botol?
Lalu bagaimana kita bisa mengatakan berapa banyak yang sudah diperoleh bayi jika telah melekat dengan baik, dengan ibu menggunakan teknik kompresi pada payudara, terutama jika menyusui dibatasi pada waktu tertentu atau terjadwal, misalkan 10 atau 20 menit (karena kekhawatiran bahwa bayi kelelahan)?
Lalu bagaimana kita bisa mengatakan berapa banyak yang sudah diperoleh bayi jika telah melekat dengan baik, dengan ibu menggunakan teknik kompresi pada payudara, terutama jika menyusui dibatasi pada waktu tertentu atau terjadwal, misalkan 10 atau 20 menit (karena kekhawatiran bahwa bayi kelelahan)?
Cara terbaik untuk mengetahui apakah bayi memperoleh ASI cukup dari
payudara adalah dengan memperhatikan bagaimana bayi ketika menyusu dari
payudara. Lihatlah video klipnya di situs nbci.ca.
8. Bayi prematur harus tetap memperoleh tambahan asupan (fortifier) meskipun sudah pulang dari rumah sakit
Ini adalah gagasan baru yang bisa mengganggu ibu yang sedang berusaha
menyusui bayi prematur. Barangkali seseorang pernah mempresentasikan
sebuah makalah pada konferensi yang menunjukkan bayi mempunyai berat
badan lebih jika asupan tambahan (non ASI) dilanjutkan bahkan setelah
pulang dari Rumah Sakit. Namun, sekali lagi, lebih banyak belum tentu
lebih baik dan menyusu lebih penting daripada penambahan berat badan
lebih, yang belum tentu lebih baik. Lihat informasi mengenai asupan
tambahan (non ASI) di atas.
Bayi prematur dan ibunya mengalami masalah menyusui jauh lebih
sering daripada bayi yang lahir cukup bulan tapi hal ini bisa
diperbaiki. Carilah bantuan sesegera mungkin.
Written by Jack Newman MD, FRCPC, IBCLC and Edith Kernerman, IBCLC, 2009©
Terimakasih artikelnya
BalasHapusSangat menguasai materi nih kayaknya