Posted by : Unknown Jumat, 29 Juni 2012


KENALI JENIS-JENIS KONTRAKSI SAAT HAMIL  


Semua orang tahu bahwa tanda-tanda dimulainya sebuah persalinan adalah datangnya kontraksi rahim. Kontraksi merupakan serangkaian hasil reaksi otot-otot polos rahim karena adanya rangsangan hormon oksitosin atau prostaglandin. 




Bila mendekati waktu persalinan, maka diperlukan kontraksi yang teratur dan semakin lama intensitasnya semakin bertambah secara bertahap. Sehingga nantinya mendorong janin melalui serviks (rahim bagian bawah) dan vagina (jalan lahir), sehingga janin keluar dari rahim ibu. Namun bagaimana jika kontraksi ini dirasakan jauh sebelum taksiran persalinan tiba?



Kontraksi sebenarnya tidak hanya terjadi pada saat mendekati persalinan. Pada saat hamil, dinding rahim yang membesar seiring pertumbuhan janin lebih peka terhadap rangsang. Terkadang gerakan yang tiba-tiba dilakukan oleh perempuan hamil dapat menyebabkan kontraksi dinding rahim.



 

Begitu pula bila janin dalam rahim menendang atau bergerak-gerak, kadang ibu merasakan kontraksi pada rahimnya. Hal ini bukan berarti ibu akan bersalin, karena ada beberapa jenis kontraski selama kehamilan. 

Lantas bagaimana membedakan jenis kontraksi yang terjadi selama kehamilan?

1. Kontraksi Dini.
Kontraksi ini biasanya terjadi saat awal kehamilan atau pada trimester pertama kehamilan. Kontraksi ini terjadi karena tubuh masih sedang dalam proses penyesuaian dengan berbagai perubahan akibat adanya kehamilan. Namun karena pengaruh hormon progesteron yang dihasilkan plasenta, kondisi rahim relatif menjadi lebih tenang, sehingga tidak terjadi ancaman keguguran (abortus). Namun waspadai bila terdapat kontraksi yang konstan disertai dengan keluarnya bercak darah. Segera periksa dan konsultasikan keadaan tersebut pada bidan atau dokter kandungan terdekat.

2. Kontraksi ketika berhubungan intim.
Orang terdekat di sekitar anda kadang memberi guyonan untuk ber'puasa' saat anda atau pasangan anda hamil. Terutama bila hamil muda (dibawah 3 bulan) atau pada saat hamil tua (8 bulan keatas). Takut keguguran atau lahir prematur alasannya. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah tapi juga tidak sepenuhnya benar. Hal ini didasarkan pada komposisi sperma yang mengandung hormon prostaglandin. Hormon ini sering menyebabkan kontraksi pada rahim. Sehingga dikhawatirkan mencetuskan kejadian abortus (keguguran) atau persalinan prematur. Lantas bagaimana menyikapinya? Apakah benar harus berpuasa? Tidak juga, hal ini bisa disiasati dengan senggama terputus (coitus interuptus) atau memakai kondom. Atau bisa juga mengonsultasikan dengan bidan atau dokter kandungan tentang keadaan kehamilan apakah tidak beresiko bila melakukan hubungan intim. Seperti adanya riwayat keguguran, riwayat persalinan prematur, riwayat perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya, mulut rahim yang lemah, dan sebagainya.

3. Kontraksi Palsu.
Kontraksi jenis ini biasa disebut dengan istilah Braxton-Hicks, biasanya terjadi saat kehamilan memasuki usia 32-34 minggu. Durasi waktu kontraksi tidak bisa ditentukan namun biasanya terjadi setiap 30 menit sekali dengan lama kontraksi sekitar 20 detik hingga 2 menit. Rasanya seperi nyeri saat kram haid. Namun bisa saja ditemukan pada usia kehamilan 37-40 minggu.

4. Kontraksi Sebenarnya.
Kontraksi inilah yang menyebabkan terjadinya pembukaan jalan rahim (serviks). Ciri-ciri dari kontraksi ini adalah frekuensinya yang teratur dengan lama kontraksi yang semakin panjanng. Biasanya terjadi 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 sampai 40 detik. Bila pembukaan semakin besar maka durasinya pun semakin lama, hingga lebih dari 40 detik. Frekuensinya pun meningkat hingga lebih dari 5 kali dalam 10 menit. Hal ini disertai pula dengan keluarnya lendir bercampur darah, pecahnya ketuban, serta dorongan ingin meneran. Segera lakukan pemeriksaan ke bidan atau dokter kandungan untuk memastikan lengkap tidaknya pembukaan dan kapan dimulainya proses persalinan.

Jenis-jenis kontraksi tersebut sebaiknya anda kenali untuk bekal saat kehamilan atau menjelang persalinan. Jangan lupa untuk selalu memeriksakan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan. Sebisa mungkin lakukan pemeriksaan kehamilan dengan pasangan anda. Hal ini penting agar pasangan saling mengetahui tumbuh kembang janin, perkembangan keadaan ibu, serta deteksi dini terhadap komplikasi yang dapat mengancam kesejahteraan ibu dan janin agar tidak terlambat dalam mengambil keputusan darurat.

Sumber :
http://bidanku.com/index.php?/mengenal-jenis-kontraksi-selama-kehamilan

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Recent Post

- Copyright © Bunda Hamil -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -